Pedagang kaki lima Mohamed Bouazizi membakar diri di Tunisia, memicu Musim Semi Arab

Pada tanggal 17 Desember 2010, seorang penjual kaki lima berusia 26 tahun, Mohamed Bouazizi, melakukan tindakan bakar diri di Sidi Bouzid, Tunisia. Aksi dramatis ini dianggap sebagai awal dari Musim Semi Arab, yaitu periode pemberontakan pro-demokrasi yang mengguncang Afrika Utara dan Timur Tengah. Bouazizi tinggal di Sidi Bouzid, kota yang miskin sekitar 160 kilometer dari ibukota, Tunis. Kenaikan harga barang di seluruh dunia membuatnya sulit memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dari hasil menjual buah di pusat kota. Pada pagi hari tersebut, saat menjual buah tanpa izin dari pemerintah, barang dagangannya disita oleh seorang petugas inspeksi bernama Faida Hamdi yang diduga juga melayangkan tamparan kepadanya. Usahanya untuk mengambil kembali timbangan yang disita di kantor polisi ditolak, termasuk permintaan untuk bertemu gubernur. Sekitar pukul 11:30, Bouazizi membawa gerobaknya ke depan kantor gubernur, menuangkan cairan yang mudah terbakar ke tubuhnya, dan membakar dirinya sendiri. Sepupu Bouazizi, Ali, yang mendengar peristiwa ini berlari ke kantor gubernur dan merekam tubuh sepupunya yang dibawa ke ambulans. Video tersebut diunggah ke Facebook dan dikirim ke stasiun berita Al Jazeera, yang menyiarkan gambar-gambar itu malam itu juga. Keesokan harinya, protes berkobar di seluruh Tunisia. Protes ini dikenal sebagai Revolusi Melati, menginspirasi pemberontakan serupa di negara-negara seperti Mesir, Yaman, dan Libya, di mana rakyat menginginkan perubahan akibat pengangguran tinggi, harga makanan yang melambung, serta korupsi. Penulis asal Tunisia, Feriel Bouhafa, menyebutnya sebagai “revolusi endogen,” yang muncul dari konteks sosial dan politik yang spesifik di Tunisia.
"Hari ini dalam Sejarah" lainnya